Bagi Anda yang bekerja di ranah konstruksi, tentu sudah tidak asing dengan pondasi strauss pile. Namun tidak menutup kemungkinan banyak orang yang masih belum paham apa itu strauss pile. Secara garis besar, strauss pile adalah metode konstruksi yang tidak menggunakan bantuan mesin.
Peralatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan pondasi strauss pile cukup dengan mata bor, pipa dan peralatan pendukung lainnya. Metode strauss pile banyak dipilih karena memiliki beberapa kelebihan seperti kualitas beton yang dapat diandalkan dan proses pengerjaannya mudah.
Pengertian Pondasi Strauss Pile
Pondasi strauss pile adalah jenis pondasi yang dibuat menggunakan teknik pengeboran tanah dengan kedalaman dan diameter tertentu. Hasil dari pengeboran tadi diisi dengan rakitan besi spiral kemudian dilakukan pengecoran.
Proses pengeboran ini tanpa menggunakan bantuan mesin, karena dibangun cukup dengan menggali tanah secara manual dengan alat bor auger. Alat bor auger digerakkan oleh tenaga manusia, sehingga tidak menimbulkan kebisingan.
Pondasi strauss pile sering digunakan untuk konstruksi rumah atau bangunan yang bebannya tidak terlalu berat seperti rumah tinggal atau bangunan dengan bentang antar kolom yang tidak terlalu panjang. Jika dilihat sekilas, pondasi strauss pile sebenarnya hampir mirip dengan pondasi bore pile.
Yang membedakan adalah penerapannya untuk jenis tanah lunak. Selain itu kedalaman lubang pada pondasinya adalah sekitar 6-10 meter dengan diameter berukuran 30 cm dan 40 cm (maksimal).
Detail Pondasi Strauss Pile
Setiap jenis pondasi tentu membutuhkan perhitungan yang tidak sama mulai dari rencana desain, pendanaan, sampai pembuatan tiangnya. Untuk membuat perhitungan yang lebih akurat, berikut ini adalah detail pondasi strauss pile yang perlu Anda ketahui.
1. Lubang Pondasi
Lubang pondasi adalah cekungan tanah yang digali untuk mendukung struktur bangunan. Lubang ini diperlukan untuk menempatkan tiang atau pondasi bangunan supaya bisa menopang beban di atasnya. Dalam metode strauss pile penggalian cukup dilakukan menggunakan tenaga manusia.
Jenis tanah akan sangat mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang perlu mengerjakannya. Pembuatan pondasi diatas tanah yang kering biasanya tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga. Pengerjaan cukup dilakukan oleh empat orang per alat.
Pekerja bisa mulai melakukan pengeboran menggunakan metode manual. Caranya yaitu dengan menekan dan memutar mata bor ke permukaan tanah. Setelah mencapai kedalaman tertentu tanah yang menempel kemudian akan dibuang, sehingga menghasilkan lubang pondasi.
2. Besi Spiral
Pondasi strauss pile menggunakan besi yang dirangkai kemudian ditanam secara vertikal ke dalam tanah untuk memberi kekuatan pada struktur yang akan dibuat. Besi spiral dibuat sesuai dengan jari-jari pondasi.
Besi dibentuk seperti kerangka tabung. Dalam satu rangkaian susunannya terdiri dari beberapa potongan besi yang panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian beberapa batangan besi yang telah disiapkan tadi dirangkai dan disatukan dengan spiral.
3. Concrete
Concrete atau beton adalah campuran dari semen, pasir halus, batu kerikil, dan air. Concrete yang telah mengeras berguna untuk mendistribusikan beban bangunan ke dalam tanah. Hal ini sangat penting untuk menjaga stabilitas dan mencegah keretakan pada pondasi.
Concrete dimasukkan ke dalam lubang pondasi melalui proses pengecoran. Pengecoran sebaiknya dilakukan beriringan dengan pengeboran. Pengecoran bisa dilakukan meskipun pengeboran belum selesai di semua titiknya.
Ketika proses pengecoran penuangan concrete ke dalam lubang cor diperlukan alat tremi atau casing supaya concrete bisa masuk ke dalam sampai ke dasar titik bor.
Kelebihan Pondasi Strauss Pile
Pondasi strauss pile memiliki beberapa kelebihan. Oleh karena itu tak heran banyak orang menggunakan pondasi jenis ini untuk mendirikan sebuah bangunan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari strauss pile.
1. Proses Pengerjaan Singkat
Metode ini memungkinkan para pekerja untuk membuat pondasi dengan lebih cepat. Hal itu disebabkan karena tahap-tahap dalam proses pengerjaannya cukup sederhana. Meskipun dapat dikerjakan dengan cepat, pembuatan pondasi menggunakan metode ini tidak menimbulkan banyak getaran sehingga bangunan di sekitarnya tetap aman.
2. Pondasi Lebih Kokoh
Pondasi yang dibuat menggunakan metode satu ini jauh lebih kokoh. Salah satu alasannya yaitu karena saat memasukkan cairan beton ke dalam lubang pondasi kondisinya sudah bersih dari lumpur.
3. Biaya Terjangkau
Pembuatan pondasi menggunakan metode strauss pile jauh lebih terjangkau. Umumnya para pekerja akan mematok biaya pembuatan pondasi berdasarkan diameternya. Semakin besar diameter maka harganya juga akan semakin mahal.
Kelemahan Metode Strauss Pile
Selain memiliki kelebihan, tentu saja pembuatan pondasi menggunakan metode ini juga ada kelemahannya. Berikut adalah kelemahan dari metode strauss pile.
1. Tidak Bisa Terlalu Dalam
Jika Anda memutuskan untuk membangun pondasi menggunakan metode ini, maka hanya bisa untuk pondasi yang tidak terlalu dalam yaitu maksimal 10 meter saja. Jadi pondasi jenis ini hanya cocok untuk menyangga bangunan yang tidak lebih dari tiga lantai.
2. Ukuran Diameter Terbatas
Selain tidak bisa terlalu dalam, ukuran diameter pondasi juga terbatas. Metode ini hanya bisa digunakan untuk membuat pondasi yang diameternya 20 cm, 25 cm, dan maksimal 40 cm.
3. Adanya Resiko Keropos
Meskipun dalam proses pengerjaannya cukup sederhana, pondasi ini harus dikerjakan oleh orang yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Jika komposisi cairan beton tidak dibuat sesuai takaran yang seharusnya, maka pondasi bisa keropos.
Oleh karena itu, pastikan Anda mempercayakan pembuatan pondasi pada perusahaan konstruksi di Jakarta yang sudah terpercaya. Jika Anda berencana mendirikan sebuah bangunan dan masih bingung ingin berkonsultasi masalah seputar konstruksi bangunan, maka bisa segera menghubungi kami.
Kami adalah perusahaan kontraktor yang telah berpengalaman sejak tahun 2017 membantu para klien mewujudkan proyek-proyek impian mulai dari jasa interior sekaligus konstruksinya.